![]() |
Foto: (kiri) Sejumlah massa aksi saat melakukan demonstrasi di depan kantor Desa Ncandi beberapa waktu lalu. |
Bima, TalkingNEWSntb.com -- Kasus dugaan perselingkuhan oknum Kaur Pemdes Ncandi Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima dengan seorang wanita bersuami, kini semakin santer dibicarakan publik, bahkan menjadi buah bibir warga setempat. (Baca Juga): Harap Istri Orang, Oknum Peranvkat Desa Ncandi Diseruduk Warga.
Oknum Pemdes Ncandi yang diketahui berinisial AB (50), dikabarkan tengah menjalani proses perceraian dengan istri sahnya. Begitupun dengan wanita yang diduga selingkuhannya pun tengah mengurus surat perceraian dengan suami sahnya.
Namun yang mencengangkan, belakangan diketahui bahwa wanita yang diduga selingkuhan AB berinisial SA tersebut ternyata seorang tenaga pendidik (guru) sekaligus Kepala PAUD Harapan Ncandi di desa setempat. Yang Tupoksinya mengajarkan nilai-nilai kebaikan serta menjadi panutan terhadap para peserta didiknya.
Kasus yang cukup heboh hingga didemo warga beberapa hari lalu itu, tentu sedikit tidaknya mempengaruhi aktivitas dan proses belajar mengajar pada PAUD itu sendiri. Banyak dari peserta didik yang enggan masuk belajar, akibat skandal dugaan perselingkuhan yang menyeret nama gurunya itu.
"Siapa bilang masalah ini tidak berpengaruh terhadap psikologis para anak didik, tentu saja ada. Buktinya mereka tidak mau masuk sekolah, karena ibu gurunya yang selingkuh," ungkap sumber yang ditemui di lapangan waktu lalu.
Beberapa sumber lain juga menyebutkan, kedua pasangan tersebut, rupanya sudah lumayan lama menjalin cinta terlarang. Hingga menyebabkan hubungan rumah tangga masing masing pasangan sah mereka (keluarga) tidak harmonis bahkan berakhir di meja Pengadilan Agama.
"Kami sudah menikah hampir 27 tahun. Kehidupan rumah tangga kami baik-baik saja. Namun setelah masuk orang ketiga ini, sikap "SA" mulai berubah, bahkan kita kerap kali bertengkar. Daan saat ini, kita tengah proses perceraian," tutur J suami "SA" beberapa hari lalu.
Kaitan dengan masalah itu, banyak pihak yang meminta agar PAUD Harapan Ncandi tersebut segera dibekukan dan bantuan operasional PAUD setiap tahunnya dihentikan. "Kami harap PAUD ini dibekukan dan hentikan pencairan BOP-nya. Karena ini mencoreng marwah pendidikan," pungkas beberapa sumber yang enggan disebutkan namanya. (Khan)
Editor: Agus