![]() |
Foto: Warga saat melayangkan protes. Doc Gufran. |
Kabupaten Bima, TalkingNEWS-- Sejumlah warga dari Desa Bolo Kecamatan Madapangga mengamuk lantaran gagal menerima uang Bantuan Sosial Tunai (BST) di kantor Desa setempat, Minggu (27/9). Hal ini terjadi karena adanya perubahan aturan yang baru dari Kementerian sosial RI.
Salah seorang warga Bolo, Anhar mengaku bahwa dirinya dengan sejumlah warga lainnya gagal menerima BST tersebut. Padahal menurutnya, sebelum aturan yang baru diterapkan, dirinya beserta sejumlah warga lainnya tetap menerima BST. Namun setelah diketahui, namanya tersebut tidak lagi masuk dalam daftar penerima BST.
"Sebelumnya kami tetap dapat bagian uang BST ini meskipun ada bantuan lain seperti BPNT. Tapi kok sekarang nama kami dicoret," ujarnya di tengah proses pembagaian BST.
Meski sempat memanas, insiden tersebut cepat diredam setelah ada upaya persuasif dari Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Madapangga. Upaya ini dilakukan sebagai langkah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat setempat.
"Saya sebagai TKSK menyampaikan ucapan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya atas kekeliruan ini. Sebenarnya ini memang ada perubahan regulasi langsung dari pusat. Dan ini memang mendadak," cetus TKSK Kecamatan Madapangga, Ilyasa S.Pdi di hadapan warga.
Oleh karena itu, lanjut pria yang biasa disapa Oyank ini, sekarang aturanya sudah dirubah secara spontanitas. Bagi penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tidak boleh lagi menerima BST seperti biasanya, karna dianggap data double.
"Semua ini terjadi karena perubahan aturan yang secara spontan. Yang jelas semua bantuan pemerintah ini hampir sama dengan tujuan membantu perekonomian warga yang lemah. Bahkan yang justru lebih beruntung itu adalah penerima BPNT. Karena BPNT sendiri itu bersifat lama, tergantung dari peningkatan ekonomi masyarakat itu sendiri. Sedangkan BST sendiri hanya sifatnya sementara untuk menanggulangi musibah wabah Corona (Covid-19)," ungkapnya.
Selain itu, dirinya juga mengaku sudah menyampaikan hal tersebut ke pemerintah Desa. Mungkin karena mereka lupa, sehingga terjadi mis komunikasi. Meski demikian, dirinya berhasil meyakinkan semua warga yang hadir. Sehingga pembagian BST yang melibatkan hampir 30 persen warga Desa Bolo itu berjalan dengan lancar. (Gufran)