![]() |
Foto: Warga korban banjir saat menerima bantuan dari Alumni BTF 2002. |
Kabupaten Bima, TalkingNEWS-- Banjir bandang yang meluluhlantakan ribuan rumah warga di empat kecamatan Kabupaten Bima yakni Woha, Monta, Bolo dan Madapangga beberapa hari lalu, cukup mendapatkan perhatian dan simpati publik dari berbagai daerah. Tak ayal, bantuan pun datang silih berganti.
Tak terkecuali, Alumni The Big Family (TBF) 2002 juga ikut andil untuk meringankan beban korban banjir bandang tersebut. Penyaluran bantuan pertama berupa bahan sembako itu difokuskan terlebih dahulu di dua desa terparah yakni Desa Leu dan Rato Kecamatan Bolo.
"Bantuan yang kita salurkan ini berupa sembako seperti mie, telur siap saji, air mineral dan sabun cuci. Penyalurannya diutamakan bagi wilayah terparah yakni Desa Leu dan Rato, khusus pemukiman yang berada di bantaran sungai," ungkap Ketua alumni TBF 2002 Arifdudin S.Kep, Senin (5/4/21) saat penyaluran bantuan berlangsung.
Arifdudin S.Kep menjelaskan pemberian bantuan tersebut tiada lain sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian terhadap warga korban banjir di Bolo. Sebab, bagaimana pun juga mereka adalah saudara kita bersama.
"Alhamdulilah untuk penyaluran pertama ini ada 100 paket sembako. Dan rencana untuk hari selanjutnya, akan dilanjutkan ke wilayah lain," tutur dia.
![]() |
Foto: Penyerahan bantuan sembako untuk warga di Dusun Kampung Sigi Desa Rato. |
Kegiatan aksi sosial yang dilakukan oleh alumni TBF 2002 tak hanya ini. Diketahui sebelumnya, alumni TBF tersebut juga membagikan ribuan masker gratis pada warga Kecamatan Bolo dan melaksanakan sosialisasi untuk mentaati protokol covid-19. "Alumni TBF tetap merespon dan partisipasi untuk kemaslahatan umat. Apalagi ini bencana besar, bahkan sudah masuk kategori bencana nasional," pungkasnya.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua TBF 2002 Furkan juga menambahkan bahwa anggaran yang digunakan untuk bantuan tersebut bersumber dari swadaya teman teman alumni 2002. "Alhamdulilah bantuannya sudah kita salurkan langsung pada korban banjir. Ini semua berkat kekompakan dan dukungan dari rekan rekan alumni 2002," ucap Furkan.
Menurutnya, kegiatan tersebut sebagai langkah kemanusiaan yang memang harus segera diambil. Sebab, sebagai saudara tentunya respon awal harus ditunjukan. "Bantuannya memang tidak seberapa. Namun sekiranya dapat bermanfaat bagi warga dan semoga kedepannya masih banyak hamba-hamba Allah yang meringankan beban sanak saudara maupun keluarga kita yang telah terkena musibah ini. Kami juga berdoa semoga musibah ini cepat berlalu dan bagi saudara saudara kita yang terdampak banjir bisa lebih tabah, sebab ini adalah ujian dari Tuhan," tutupnya.
Penerima bantuan, Ibu Taju warga Desa Leu menyampaikan ucapan terimaksih kepada alumni BTF 2002 atas bantuan yang telah diberikan tersebut. Dalam kesempatan itu, Ibu Taju juga mengeluhkan terkait pembagian bantuan yang tidak merata. Karenanya, ia berharap pada Pemerintah dan para donatur untuk lebih perhatikan pemukiman yang berada di wilayah bantaran sungai.
"Kami ucapkan terimakasih atas bantuan langsung dari Alumni BTF 2002 ini. Namun yang utama perlu kami sampaikan pada Pemerintah dan para donatur, agar lebih perhatikan kita yang pemukimannya berada di bantaran sungai. Karena kondisi rumah kami ini yang paling terparah," pinta dia.
Begitupun disampaikan Ibu Uli Maryati warga Dusun Kampung Sigi Desa Rato. Ia mengaku bersyukur dengan adanya bantuan tersebut. "Kami bersyukur atas bantuan ini. Namun, selain bantuan sembako dan air bersih yang menjadi kebutuhan utama untuk saat ini. Kami juga membutuhkan obat-obatan medis. Karena pasca banjir, kondisi kesehatan kami kurang baik," harapnya. (Khan)