Kisah Lengkap Berlyantikasih, Dijual Sponsor hingga Disiksa Majikan di Saudi -->
Cari Berita

iklan 970x90 px

Kisah Lengkap Berlyantikasih, Dijual Sponsor hingga Disiksa Majikan di Saudi

TalkingNewsNTB.com
02 Oktober 2022

Foto: Berlyantikasih saat turun di Bandara Internasional Lombok didampingi BP2MI Mataram.



Dompu, TalkingNEWSntb.com -- Penyiksaan fisik maupun batin, sudah tak dialaminya lagi. Berlyanthikasih kini telah dipulangkan ke kampung halamannya di Kelurahan Dorotangga Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu-NTB. Namun bayangan aksi penganiayaan yang dilakukan oleh sang majikan, masing membekas dalam ingatannya, hingga membuatnya masih trauma. (Baca Juga): Tiba di Dompu, Berlyantikasih TKW Riyad Saudi Disambut Haru.


Saat ditemui di kediamannya, Minggu (2/10/22) Berlyantikasih mengisahkan awal keberangkatannya menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kota Riyad Saudi Arabia. Hingga bertemu majikan yang tak manusiawi itu. 


"Awalnya saya didatangi Ibu Nurseha (Calo) Warga Desa Soro Kempo. Dan mengiming-imingi saya pekerjaan di salah satu restoran di Riyad dengan gaji 6-7 juta," kata Berlyanthikasih. 


Karena tekad ingin memperbaiki ekonomi keluarga, apalagi dengan gaji yang cukup menggiurkan, sehingga ia pun berangkat ke Jakarta bersama Calo yang dimaksud.


Setelah sampai tujuan, dirinya kemudian dijemput oleh salah satu sponsor TKI yang diketahui bernama Imam. Sambil menunggu Bisa keluar, Berlyantikasih tinggal di kontrakan Si Imam selama seminggu. 


"Tapi satu hari sebelum Bisa keluar, saya diminta untuk mendatangi salah satu kantor menandatangani dokumen dan disertai foto. Kantor itu, saya tidak tau namanya," sambungnya. 


Keesokan harinya, Visa pun keluar. Kemudian Berlyantikasih bersama seorang Wanita asal Cianjur yang juga sebagai PMI diberangkatkan dari Jakarta ke Jedah Arab Saudi. "Setelah transit beberapa kali, kami tiba di Jedah dan dikarantina selama lima hari," tambahnya. 


Usai dikarantina, Berlyantikasih pun dijemput majikannya Madem Rukayah lalu dibawa ke salah satu rumah keluarganya Madem Zainab untuk bekerja di sana selama 3 bulan. Lalu pada 4 Juni 2022, ia menetap bekerja di Madem Rukayah. Parahnya, barang bawaan Berlyanthikasih semuanya disita. 


Parahnya lagi, ia diminta pilih oleh majikannya Madem Rukayah mau tidur di WC atau emperan. Karena terpaksa, dia memilih di emperan. 


"Saat itu juga, saya tidur di emperan dengan beralaskan tikar dan dua setelan baju untuk kerja. Saya bekerja setiap har. Untuk makan pun harus seijin majikan. Bahkan terkadang tidur dengan perut kosong," urainya dengan pilu. 


Pertama kali Berlyanthikasih mendapat siksaan fisik dari sang majikan. 


Beberapa bulan bekerja sebagai asisten rumah tangga tersebut. Petaka kemudian datang menghampirinya. Suatu malam ketika ia tengah tertidur di emperan rumah. Datang anak majikannya bernama Atoiby Bader berusaha memperkosanya, namun aksinya gagal, karena korban teriak. 


Berharap ada pembelaan dari sang majikan, setelah dirinya melaporkan atas tindakan amoral dari anaknya itu. Berlyantikasih malah mendapat pukulan bahkan disiram air panas. Hingga bekas lukanya itu pun kini masih terlihat. "Tiada hari tanpa penyiksaan," tambahnya. 


Karena tak tahan mendapat perlakukan fisik, ia pun mengaku sempat kabur dan membawa kabur HP majikannya. Sialnya, dia ditangkap oleh kepolisian kota setempat dan dikembalikan ke rumah majikannya. 


Kali ini, Berlyanthikasih kembali menerima siksaan yang lebih parah. Selain kekerasan fisik, juga dikunci dalam gudang tanpa diberi makan dan minum. 


Kendati dihadapkan dengan situasi yang sulit. Ia pantang menyerah-pasrah dengan keadaan. Justru tetap semangat, mencari cara baru agar bisa keluar dari rumah neraka tersebut. 


"Saya mencoba rayu suami Madem Rukayah, agar mau meminjamkan HP, akhirnya saya kasih. Kemudian, saya langsung menghubungi orang tua di Dompu dan menceritakan semuanya," tuturnya. 


Semenjak kedua orangtuanya melaporkan peristiwa itu pada pemerintah indonesia. Pihak kepolisian Sulaiman di Riyad langsung memanggil Madem Rukayah. Karena merasa malu, majikannya itu pun kembali menyiksa Berlyanthikasih.


Pasca dipanggil oleh Kepolisian Sulaiman, perlahan masalah yang menjerat Berlyantikasih hingga berani disiksa majikan terbongkar. Rupanya Berlyantikasih dijual ke Madem Rukayah senilai Rp. 150 juta. 


Yang tersebut yakni Ibu Nadia (WNI) yang tinggal di Riyad. Bos Besar penyalur TKI di Jakarta (sponsor), yang tiada lain atasannya Imam. Sedangkan Nurseha (Dompu) bawahan. Tugasnya mencari dan membujuk orang untuk bekerja di Saudi. 


"Saya tidak tau, ternyata saya dijual Ibu Nadia dan Imam ke majikan senilai Rp. 150 juta. Hal itu terbongkar, setelah majikan dipanggil Polisi dan menuntut sponsor untuk mengembalikan uang yang dimaksud".


"Saat bertemu di kantor Kepolisian Sulaiman, Ibu Nadia membujuk saya agar pindah majikan, ketimbang pulang ke Indonesia tanpa ada pekerjaan yang pasti. Namun saya menolak dan ingin pulang," bebernya. 


Dengan kejadian yang dialaminya tersebut, Berlyanthikasih berpesan pada warga Dompu jika ingin menjadi TKW silahkan lewat jalur resmi melalui pemerintah dan jangan tergiur dengan rayuan pihak sponsor dengan pekerjaan yang enak dan gaji jutaan. Sebab, semuanya bohong. "Peristiwa yang saya alami ini, dapat dijadikan pelajaran. Ketika ingin menjadi TKW lebih teliti lagi," pungkasnya. (Arif)


Editor: Agus