Foto: Ilustrasi. |
Bima, TalkingNEWSntb.com -- Bripka Ajhar personil Polsek Monta Polres Bima terlapor atas dugaan penganiayaan beberapa waktu lalu beri klarifikasi. (Baca Juga): Diduga Aniaya Warga, Oknum Anggota Polres Bima DilPolaporkan.
Jum'at (8/9/23), Ajhar mengatakan bahwa dirinya merasa tidak dihargai sebagai aparat negara. Ia geram dan mendatangi rumah Bukhari Abdollah warga RT 10 desa Tangga kecamatan Monta pada, Senin (28/8/23) untuk mengklarifikasi.
Ajhar mengaku mendapat keluhan dari Wahidah saudara perempuannya yang berdomisili di RT 02 Desa Tangga, jika Bukhari (pelapor) bersama sejumlah kakaknya sengaja mendatangi dan mengintimidasi Wahidah pada 20 Agustus 23 lalu.
Menurutnya, kehadiran Bukhari dkk terkesan mengintimidasi Wahidah, lantaran mengantarkan kakaknya Habibah untuk menjadi saksi kasus yang menyeret nama MA (kakak kandung Bukhari - red) sebagai terduga pelaku pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.
Menurut pengakuan Wahidah, lanjutnya menjelaskan, rombongan Bukhari selain mengintimidasi, juga mengancam akan membakar kantor Polsek Monta, juga merobohkan rumah ibu korban pelecehan.
Dua alasan mendasar itulah sehingga Ajhar tersulut dan melabrak Bukhari.
"Mereka (Bukhari dkk) dengan sengaja ingin menghalangi proses hukum dan yang paling saya tidak terima adalah ketika mereka sengaja mengintimidasi keluarga saya," kata Ajhar.
Ditanya soal kejadian yang diadukan Bukhari, Ajhar mengaku kalau dirinya bertemu Bukhari pada malam itu, tapi tidak melakukan penganiayaan.
"Saya hanya ingin klarifikasi soal ancamannya terhadap keluarga saya dan rencana mereka membakar kantor polsek monta. Juga apa alasan dia menamakan saya sebagai 'Sambo'," pungkas dia.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Ajhar dilaporkan oleh Bukhari (45) warga Desa Tangga Kecamatan Bima, pada (29/8/23) atas dugaan penganiayaan. Dan hingga kini kasusnya tengah dalam proses penyelidikan Satreskrim Polres Bima. (Red)