![]() |
Foto: Tampak depan Masjid Nurul Hidayah di Desa Woro. |
Kabupaten Bima, TalkingNEWS-- Uang bantuan senilai Rp. 25 juta untuk Masjid Nurul Hidayah di Desa Woro Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima-NTB tercium aroma tak sedap.
Pasalnya, Bantuan pribadi yang diserahkan oleh Hj. Indah Dhamayanti Putri (IDP) sejak menjabat sebagai Bupati beberapa bulan lalu tersebut, terindikasi ada dugaan penggelapan. Sehingga menjadi polemik di internal pengurus masjid, lantaran sejumlah bantuan tersebut hanya diterimanya sebagian saja.
Sementara diketahui sebelumnya, uang senilai Rp. 25 juta itu, disimpan dalam rekening pribadi Kepala Desa Woro Abdul Farid SH.
Hal itu terungkap setelah adanya pengakuan dari pengurus Masjid melalui bendaharanya Suryadin SH. Ia mengaku bahwa hingga saat ini, pihaknya baru menerima uang senilai Rp.14,5 juta dari Kades Woro. Diapun tidak tau alasan Kepala Desa yang masih mengendapkan sebagian dari bantuan tersebut.
"Saya cuma menerima 14,5 juta, sisanya 10,5 juta masih dipegang kepala desa, saya tidak tau alasannya" jelas Pak Ci sapaan akrab bendahara tersebut, saat dikonfirmasi, Selasa (27/10/20).
Pak Ci juga mengakui bahwa persolan tersebut menjadi bebannya sebagai seorang bendahara, disatu sisi setiap hari Jum'at ia harus melaporkan keadaan kas masjid pada seluruh jamaah, namun dilain sisi dia kebingungan karena, sebagian dari dana kas masjid tersebut masih di tangan Kades tanpa adanya alasan dan keterangan yang jelas.
Bahkan parahnya, kata dia, pihaknya sempat dintruksikan oleh Kades untuk melaporkan bahwa semua uang bantuan tersebut telah sepenuhnya diterima oleh pengurus masjid, meski suatu saat sisa uang di Kades tersebut tetap akan diambil. Namun saat itu, Ia menolak karna tidak berani.
"Saya pernah disuruh untuk melaporkan bahwa uang Rp. 25 Juta itu semuanya telah diterima, dengan alasan, uang yang masih tersisa di kades itu tetap kita ambil jika diperlukan. Tapi saat itu saya tolak, karna tidak berani," akurnya.
Menurut dia, jika merujuk pada aturan organisasi, seharunya uang tersebut diserahkan langsung sepenuhnya kepada bendahara masjid, bukan malah diendapkan dalam rekening pribadi sampai berbulan-bulan. "Ini sebenarnya salah fatal," terangnya.
Ia tak memungkiri, bahwa pihaknya tak pernah menyampaikan langsung terhadap Kades kaitan dengan persoalan tersebut, dengan alasan bahwa kondisi hubungan mereka yang masih dingin. "Kita memang belum pernah menanyakan langsung, karna tidak enak. Apalagi kondisi hubungan kita saat ini masih dingin," tuturnya.
Namun, meski begitu, sambungnya, Kades harus mengerti keadaan dan tidak sepantasnya seorang nomor satu di Desa memegang uang Masjid. "Apalagi kita ini sering ditanya masyarakat kaitan soal uang tersebut, bahkan kita diancam akan didemo," paparnya.
Terpisah, Kades Woro Abdul Farid SH membenarkan bahwa sisa uang senilai Rp. 10,5 juta itu, memang masih disimpan dalam rekeningnya. Namun bukan berarti, uang yang dimaksud Ia gelapkan.
"Uangnya memang masih saya pegang, nggak ada yang namanya penggelapan. Terlalu keliru jika diarahkan ke sana," kata dia, ketika ditemui di ruangan kerjanya, Selasa (27/10/20).
Kades menjelaskan, awal bantuan tersebut hadir karna saat itu dirinya meminta langsung kepada IDP ketika berkunjung di Desa setempat. Rencana bantuan itu dipergunakan untuk keperluan masjid dan pengecatan pagar warga.
"Bantuan itu, uang pribadi IDP. Saat itu, beliau menyerahkan sepenuhnya kepada saya untuk mengatur penggunaanya. Rencana awal untuk pengacatan pagar warga dan sebagiannya untuk Masjid. Tetapi setelah berkoodinasi dengan pengurus Masjid, maka kita sepakat uang itu digunakan untuk pembangunan WC Masjid, mengingat kondisinya sudah rusak," beber Kades.
Namun, hingga saat ini, pihaknya belum mendapat laporan terkait penggunaan uang yang Ia serahkan senilai Rp. 14,5 juta sebelumnya. Padahal, menurutnya, dengan anggaran awal yang diterimanya tersebut, pengurus Masjid minimal mampu membangun pondasi WC terlebih dahulu, tetapi sampai sekarang belum juga dieksekusi.
"Bukan saya tidak mau kasih sisa uang itu, namun kita ingin melihat nawaitu-nya memulai untuk membangun. Karna sampai sekarang belum terlihat ada pekerjaan," pungkas Kades.
Oleh sebab itu, kaitan persoalan uang bantuan tersebut, pihaknya mengaku dalam waktu dekat akan memanggil seluruh pengurus Masjid untuk mengklarifikasi dan membicarakan terkait penggunaan bantuan yang dimaksud.
"Nanti saya akan memanggil semua pengurus Masjid, agar semua jelas dan pembangunan WC Masjid juga dapat secepatnya diselesaikan," tutupnya. (TN.01)