KAPAK NTB Desak APH Audit Proyek Bronjong di Desa Timu -->
Cari Berita

iklan 970x90 px

KAPAK NTB Desak APH Audit Proyek Bronjong di Desa Timu

TalkingNewsNTB.com
16 Desember 2021

  

Foto: Direktur KAPAK NTB Syamsul Rizal dan kondisi terkini Bronjong yang ambruk di Bantaran sungai Desa Timu.

Bima, TalkingNEWS -- Kesatuan Pemuda Anti Korupsi (KAPAK) NTB mendesak sejumlah Aparat Penegak Hukum (APH) baik itu Inspektorat, BPK, Kejati NTB, Polres Bima dan Polda NTB untuk segera melakukan audit investigasi terkait proyek Bronjongnisasi di bantaran Sungai Desa Timu Kecamatan Bolo Bima yang diduga Bermasalah. (Baca Juga): Proyek Bronjong Aspirasi Dewan Hanura Diduga Dikerjakan Asal-asalan.


Pasalnya, proyek yang bersumber dari APBD Provinsi lewat aspirasi anggota DPRD Ahmmad Dahlan Fraksi Partai Hanura itu belum lama ini telah ambruk, padahal baru selesai dikerjakan. Berdasarkan informasi yang dihimpun, proyek itu dikerjakan oleh salah satu rekanan di Bima dengan nilai kontrak kurang lebih Rp. 200 juta sepanjang 80 meter.


Direktur KAPAK NTB Syamsul Rizal mengatakan ambruknya Bronjong yang masih usia dini tersebut tentu saja ada yang bermasalah. Pihaknya menduga pekerjaan itu tidak sesuai bestek. 


"Jika dikerjakan dengan baik, tidak mungkin secepat itu bisa ambruk. Apalagi informasi yang kami himpun, pelaksana tidak menurunkan alat berat untuk pengerukan sungai dan penggalian pondasi Bronjong. Seperti yang dikerjakan oleh PT HK di bantaran sungai Desa Leu, hingga saat ini masih terlihat kuat padahal sudah lama dikerjakan," kata Samsul Rizal, Kamis (16/12/21).


Tak hanya itu, Rizal Patikawat sapaan karibnya itu juga mengungkapkan bahwa pemasangan Bronjong tersebut diduga kurang dari volume yang ditentukan. Dari panjang 80 meter, yang dikerjakan oleh pihak pelaksana diduga hanya 50 meter. "Ini jelas pelanggaran. Karena merugikan uang negara," tambahnya. (Baca Juga): Bronjong Ambruk: Proyek Aspirasi Beralih Mengancam Keselamatan Warga.


Persoalan lain, lanjut Rizal, imbas dari ambruknya Bronjong itu membuat nyawa warga penghuni di bantaran sungai setempat terancam. Karena rumah yang mereka tempati nyaris ambruk bersamaan dengan Bronjong tersebut. 


"Ini bukan hanya soal proyeknya yang bermasalah, tetapi mengorbankan nasib warga. Rumah mereka hanya berjarak satu jengkal dengan bibir sungai. Sekali saja datang banjir, rumah milik warga (Sukri) akan terhanyut. Itu akibat pemasangan Bronjong yang asal asalan," tudingnya. 


Menurutnya, faktor yang mempengaruhi pelaksana bekerja asal itu diduga kuat ada transaksi jual beli paket proyek aspirasi dengan menyetor terlebih dahulu fee yang dipatok oleh oknum dewan. Sehingga, orientasi pelaksana tiada lain bagaimana bisa mendapatkan untung yang banyak, meskipun mengurangi volume atau kualitas pekerjaan. 


"Ini faktor utama yang membuat proyek pembangunan hasilnya tak berkualitas. Karena ada indikasi konspirasi," ketusnya. 


Oleh sebab, dirinya kembali menegaskan agar aparat penegak hukum segera melakukan audit investigasi proyek aspirasi Bronjong di Desa Timu yang dimaksud. "APH harus segera bersikap. Jangan biarkan yang negara dihamburkan lewat proyek yang tidak punya manfaat untuk warga," pungkasnya. (Khan)


Editor: Agus