Petani Dompu Merintih, 1000 Ha Tanaman Padi Terancam Gagal Tumbuh -->
Cari Berita

iklan 970x90 px

Petani Dompu Merintih, 1000 Ha Tanaman Padi Terancam Gagal Tumbuh

TalkingNewsNTB.com
17 Mei 2021

Foto: Kondisi padi warga di So Dorebara Utara.


Kabupaten Dompu, TalkingNEWS
-- Sejumlah petani di So Dorebara Utara dan Potu Dua Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu NTB mulai khawatir dan bingung mencarikan solusi untuk mengatasi  masalah tanaman (Padi) mereka yang kini dilanda kekeringan. 


Tercatat, ada sekitar 1000 Ha sawah yang ditanami padi di dua lokasi tersebut terancam gagal tumbuh. Rasa gelisah dan dilema pun kian menghantui para petani. Namun parahnya, rintihan mereka seakan dianggap angin lalu oleh para pemangku kebijakan wilayah setempat. 


Dari informasi yang dihimpun, persoalan kekeringan itu, ternyata bukan serta merta karena faktor alam (musim kemarau), namun pokok permasalahannya ada di irigasi pengairan. Pasalnya, saluran irigasi di So setempat diketahui mengalami sedimentasi pendangkalan. Hal itu disebabkan oleh tumpukan tanah dan pasir yang dibawa arus saat musim hujan. 


"Persoalan ini sudah terjadi sejak Maret 2021 hingga sekarang. Karena timbunan tanah dan pasir dari pintu irigasi di Kelurahan Kandai satu sampai perbatasan Desa Dorebara dan Desa Mbawi yang panjangnya kurang lebih 5 Km itu tak pernah dibersihkan. Sehingga berimbas pada tanaman. Ini yang membuat kita khawatir, jangan sampai padi kita tidak tumbuh," keluh Hairil Anwar mewakili para petani So Potu dua dan Dorebara Utara, saat dikonfirmasi Sabtu (15/5/21).


Hairil mengaku, terkait persoalan itu, P3A sudah berusaha meminta bantuan pada pihak terkait dalam hal ini Kades setempat dan Bupati agar mengirimkan alat untuk menggali parit yang tertimbun tersebut, namun belum juga direspon.


Karena belum ada solusi, kata dia, pihaknya berinisiasi mengajak sejumlah petani untuk gotong royong pembersihan saluran irigasi di dua titik yakni di lingkungan Mada Kimbi Kelurahan Kandai satu yang panjangnya sekitar 1/2 km) dan titik kedua di Dusun Poti Desa Dorebara sekitar 1 km. Hanya saja pekerjaanya itu belum tuntas, sehingga air belum bisa mengalir. 


"Pada musim ini, padi kita terancam gagal tumbuh. Karena 98% sektor pengairannya hanya mengandalkan irigasi ini. Ditambah lagi adanya ternak liar (Sapi dan Kambing),"keluhnya.


Oleh sebab itu, ia berharap kepada Pemerintah daerah agar berkenan membantu dengan mengirimkan alat berat untuk menggali parit yang tertimbun tanah dan pasir tersebut. Guna mengantisipasi kejadian yang sama, ia pun mengusulkan, agar Dinas PU membuatkan saluran dari pintu Da Ago Kelurahan Kandai Satu sampai di perbatasan Desa Dorebara dan Desa Mbawi.


Selain itu, pihaknya juga meminta Kades Dorebara untuk benar-benar menerapkan aturan dan memberikan sanksi pada warga yang membiarkan ternaknya berkeliaran. Bila  perlu dibuatkan jadwal rutin untuk melakukan Opgab terhdap ternak yang berkeliaran di sekitar sawah. 


"Persoalan petani perlu diatensi serius. Terutama bagi anggota Dewan, agar sekiranya sudi mendengarkan keluhan kita petani ini, hingga harapan kami untuk menjadi petani yang sejahtera bisa terwujud," pintanya. (Arif)

Editor    : Agus