Gambar Ilustasi aksi penusukan. |
Bima, TalkingNEWS -- Murni (50) warga asal Dusun Ndora Desa Kalampa Kecamatan Woha Kabupaten Bima kini terbaring lemah di Puskesmas Woha.
Ibu Rumah Tangga (IRT) yang diketahui berstatus janda ditinggal mati suaminya itu masih diberikan perawatan medis yang itensif karena luka di bagian perut akibat sabetan pisau yang dialaminya.
Informasi dari pihak kepolisian menyebutkan, korban diduga kena sabetan pisau dari tangan anak kandungnya KD (24), pada Selasa (28/12/21) sekira pukul 13:00 Wita.
Kasi Humas Polres Bima IPTU Adib Widjaya lewat siaran pers tertulisnya, Selasa (28/12/21) menjelaskan kejadian penganiayaan itu bermula ketika KD cekcok dengan adiknya Feri. Karena tak mampu kendalikan emosi, KD kemudian mengambil pisau di dalam rumah untuk mengancam adiknya tersebut.
Sang ibu yang melihat kejadian itu langsung melerai keduanya. Namun nahas Nurmi (Ibu Kandung) kena sabetan pisau yang dipegang KD. Panik dengan kondisi tersebut, KD pun lari meninggalkan TKP menuju Desa Naru kecamatan setempat.
Namun, pamanya HS (46) (Adik Nurmi) yang mengetahui dan geram dengan aksi KD itu langsung mengejarnya dengan parang. Alhasil, keduanya pun terlibat duel. Karena HS menggunakan parang, KD pun mengalami luka di kepala sebanyak 6 bacokan, 4 bacokan di punggung, sobek di telinga kanan, 2 bacokan pada lengan kanan dan 1 bacokan di lengan kiri. Sementara, HS mengalami luka di bagian alis kanan, luka jari tangan kanan dan tergores pada lengan kiri.
Mendapat informasi itu, pihaknya bergerak menuju TKP. Keduanya kemudian langsung dievakuasi. "Agar cepat diberikan pertolongan medis, KD di bawa ke Puskesmas Woha. Sedangkan HS di bawa ke Puskesmas Belo," kata Adib.
Selain itu, pihaknya juga menghimbau kepada keluarga korban dan warga sekitar agar tidak bertindak melawan hukum dan meminta untuk menjaga keamanan wilayah. Serta menyarankan keluarga korban untuk melaporkan resmi kejadian itu ke pihak Polsek Woha.
Berdasarkan catatan kepolisian, KD sebelumnya pernah ditahan karena terlibat kasus pembunuhan yang korbannya tiada lain yakni bapak kandungnya sendiri. Diduga akibat persoalan itu, KD diduga depresi sehingga kerap mengancam keluarga dan masyarakat lainnya. (Khan)
Editor: Agus