30 Tahun Huni Rumah Reot, Pasutri di Desa Woro Luput Perhatian -->
Cari Berita

iklan 970x90 px

30 Tahun Huni Rumah Reot, Pasutri di Desa Woro Luput Perhatian

TalkingNewsNTB.com
07 Desember 2020

Foto: Kondisi rumah Ahmad M. Saleh dan Halimah di Desa Woro.


Kabupaten Bima, TalkingNEWS
-- Kabupaten Bima-NTB merupakan wilayah yang telah dinyatakan bebas sebagai daerah tertinggal sejak 2019 silam, kabar tersebut pun menjadi angin segar bagi daerah yang dikenal dengan visi Bima ramah ini.


Namun dibalik capaian dan keberhasilan itu, rupanya masih ada saja warga yang justru hidup di bawah garis kemiskinan dan serba kekurangan. Seolah memberikan potret buram tentang angka kemiskinan di wilayah Kabupaten Bima yang masih tinggi.


Salah satu contoh seperti yang dialami oleh sepasang suami istri (Pasutri) di RT 2 RW 1 Dusun Satu Desa Woro Kecamatan Madapangga ini. Hidup di wilayah dengan pembangunan yang katanya serba megah, Ahmad M. Saleh (47) dan Halimah (46) rupanya masih mengalami kesenjangan sosial, bahkan jauh dari kata sejahtera, akibat kurangnya perhatian dari pemerintah Daerah.


Pasangan paruh baya ini mengaku sudah puluhan tahun tinggal di rumah panggung sembilan tiang dengan ukuran 4x6 tersebut. Rumah yang terlihat hampir rubuh itu dihuninya bersama empat orang anaknya.


"Rumah ini kita tempati sudah hampir 30 tahun sejak 1990 silam bersama anak anak. Karna termakan usia, kayu-kayunya pada lapuk, sehingga rumah terlihat hampir rubuh," ungkap Ahmad didampingi Sang istri saat dikonfirmasi Senin (7/12/20).


Foto: Tampak depan rumah Ahmad dan Halimah.


Pria yang berprofesi sebagai petani ini juga mengungkapkan, meski telah puluhan tahun hidup di rumah tidak layak huni itu, rupanya belum ada perhatian serius dari Pemerintah. Program bedah rumah yang diharapkan pun tak pernah menghampirinya, malah justru yang mendapatkannya adalah warga yang ekonominya terbilang bagus.


"Dikunjungi aja kita tidak pernah, apalagi mendapatkan program bedah rumah ini. Malah yang dapat orang orang yang ekonominya bagus," kata dia. 


Ahamad menuturkan, sejak kali pertama ditempati, rumah mungil itu tidak pernah direnovasi. Ia mengaku ingin sekali memperbaikinya, namun karena keterbatasan biaya dan penghasilan yang hanya cukup untuk makan sehari sehari, sehingga cita cita-nya tak pernah terwujud. Apalagi sang istri hanya sebagai seorang ibu rumah tangga saja.


Dengan suara lirih penuh harap, Ahmad bersama sang istri memohon kepada Pemerintah Kabupaten Bima agar berkenan memberikan bantuan program bedah rumah yang saat ini gencar direalisasikan. Mengingat kondisi rumahnya kini sudah tidak layak huni. “Saya sangat berharap agar Pemerintah berkenan membantu kami melalui program bedah rumah, karena kondisi rumah ini hampir rubuh," pinta dia.


Berdasarkan pantauan langsung di lapangan, Senin (7/11/20) kondisi rumah tersebut memang begitu memprihatinkan. Dinding rumah mulai lapuk termakan rayap. Begitupun kondisi atap rumah, pun bocor sana sini, akibat genteng banyak yang pecah karna termakan usia.


Terpisah, Kades Woro Abdul Farid Ismail SH saat dikonfirmasi di ruangan kerjanya Senin (7/12/20) juga membenarkan kondisi yang dialami oleh warganya tersebut, bahkan dirinya sempat berkunjung ke rumah itu. Hanya saja, karena ia baru menjabat sebagai Kades beberapa bulan, sehingga belum bisa tercover untuk tahun 2020 ini. Di samping itu, juga diharapkan ada respon dari Pemerintah Daerah untuk membantu rumah warganya tersebut.


"Untuk rumah pak Ahmad ini akan kita upayakan tahun 2021, karna belum bisa tercover di tahun ini. Selain itu, kita akan berkoordinasi dengan pihak dinas terkait," ujarnya singkat. (TN.01)