Kisah Pilu Kakek Ismail, Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot -->
Cari Berita

iklan 970x90 px

Kisah Pilu Kakek Ismail, Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot

TalkingNewsNTB.com
23 Februari 2021

Foto: Kakek Ismail dan kondisi gubuk tempat tinggalnya terlihat hampir rubuh.


Kabupaten Bima, TalkingNEWS
-- Diusianya yang sudah genap 75 tahun, Kakek Ismail warga Desa Timu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima justru menjalani hari hari yang cukup memprihatinkan. Hidup sebatang kara tanpa ada keluarga sebagai tempat mengeluh dan berteduh.


Ua Mo'i sapaan-nya ini hanya tinggal di gubuk reyot yang terbuat dari bahan anyaman Bambu. Untuk menyambung hidup, ia hanya dibantu belas kasih warga setempat, karena usianya yang sudah tua tak mampu lagi mencari uang. 


Begitulah ceritanya kepada Evi Anggriani anggota Sedekah Seribu Sehari (S3-Bima) saat dikunjungi menyalurkan bantuan berupa sembako Senin (22/02/21) di kediamannya RT 07 RW 03 Dusun Rasanggaro Desa Timu.


Kendati kisah pilu yang dideritanya cukup bikin elus dada, namun Kakek Ismail tetap teguh menerima kenyataan yang ada. Usianya yang semakin menua, ia hanya bisa pasrah dengan keadaan. 


Merespon hal itu, pengurus S3 langsung menyambangi kediamannya guna menyalurkan bantuan dan memastikan kondisi yang dialami Kakek Ismail.


"Ya kami hari ini, mengunjungi Kakek Moi yang hidup sebatang kara, tanpa keluarga. Kondisi-nya sangat memperihatinkan. Kami memberikan bantuan sembako untuk keperluannya," ujar Evi.


Kata Evi, kakek tersebut tidak memiliki Kartu tanda penduduk (KTP) demikian halnya juga Kartu keluarga (KK), setelah lama bercerai dengan mantan istrinya, kini hidup sendiri di rumah berbahan anyaman bambu.


"Saya mengajak para dermawan mari kita sama sama bahu membahu membantu sesama meringankan beban yang dihadapinya,"ajaknya.


Sementara itu, Kades Timu Fikri, S.Adm    mengatakan kakek Moi memang tinggal sendirian tanpa ada keluarganya, sementara gubuk yang yang ditempatinya, hasil bantuan dari warga sekitar berupa swadaya.


"Kami pernah membantu, koordinasi dengan pihak pemerintah daerah untuk bangun rumahnya, namun tidak memiliki lahan sendiri ini menjadi kendala.


Sementara bantuan dari desa, BLT dan Sosial tetap kami bantu untuk kakek Moi kendalanya tidak memiliki KTP namun kita tetap upayakan pembuatan," pungkas Kades.(Khan)