Foto: Muhamad Fauji Rahmad selaku pelaksana dari CV Kaisal, saat diwawancara Minggu (26/12/21). |
Bima, TalkingNEWS -- Proyek Bronjong di bantaran Sungai Desa Timu yang berbatasan dengan Desa Leu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima NTB baru baru ini telah ambruk total. (Baca Juga): Proyek Bronjongn Aspirasi Dewan Hanura Diduga Dikerjakan Asal-asalan.
Proyek aspirasi anggota DPRD Provinsi Ahmmad Dahlan dari Fraksi Partai Hanura itu ditengarai menimbun persoalan yang banyak. Mulai dari pelaksanaan yang diduga tidak sesuai bestek sehingga berpengaruh pada kualitas pekerjaan, pun warga pemilik rumah yang nyaris hanyut akibat ambruknya Bronjong tersebut nasibnya kini terkatung katung, karena tak ada solusi.
Pihak CV Kaisal selaku pelaksana juga enggan merespon dan tidak mau tanggungjawab atas ambruknya Bronjong yang masih usia dini itu. Mereka beralasan bahwa kerusakan tersebut akibat bencana alam yang memang di luar kewenangannya.(Baca Juga): Bronjong Ambruk: Proyek Aspirasi Beralih Mengancam Keselamatan Warga
"Coba rusaknya saat pelaksanaan, itu baru tanggungjawab kita. Tapi ini rusaknya akibat bencana alam (Banjir). Apalagi proyeknya sudah selesai PHO," kata Pelaksana Muhamad Fauji Rahmad, Minggu (26/12/21) pada awak media, sambil menjelaskan dirinya sudah enam tahun pegang proyek. Meski CV Kaisal status milik orang lain (Pinjam).
Muhamad Fauji Rahmad juga mengakui saat awal pelaksanaan proyek pada Juli hingga finishing Agustus lalu tidak diturunkan alat berat, untuk pengerukan dasar sungai dan penggalian pondasi. "Tidak ada jalan untuk masuk ekskavator, apalagi saat itu debit airnya besar, sehingga kita gali pondasi secara manual," akunya. (Baca Juga): KAPAK NTB Desak APH Segera Audit Proyek Bronjong di Timu
Ia juga tak membantah lokasi proyek yang terletak di bantaran sungai watasan Desa Leu dan Timu yang dikerjakannya itu, awalnya akan digarap oleh PT Hutama Karya (HK), lewat APBN proyek Bronjongnisasi bagi wilayah yang terdampak banjir bandang awal tahun lalu. Namun karena ada proyek aspirasi yang masuk tersebut, sehingga PT HK urung melanjutkan pekerjaannya ke Desa Timu.
"Awalnya PT HK yang akan kerjakan, tapi karena sudah ada aspirasi, jadi kita yang kerjakan," kata dia. "Kita tak tau kenapa Bronjong yang dikerjakan PT HK masih utuh dan kuat. Namun yang jelas Bronjong ambruk yang kita kerjakan itu, bukan lagi tanggungjawab kita."
Lalu bagaimana nasib warga Timu (Rusdi) yang rumahnya berjarak sejengkal dengan bibir sungai akibat Bronjong ambruk tersebut?. Muhamad Fauji Rahmad kembali mempertegas jawabannya bahwa itu bukan urusannya. Sebab tanggungjawab-nya sebagai pelaksana telah selesai, bahkan sudah serah terima. Apalagi hanya karena faktor bencana alam.
"Kembali lagi, itu bukan masalah. Adapun ambruknya Bronjong akibat banjir ini, sudah bukan tanggungjawab pelaksana,"tuturnya.
Disinggung apakah sudah pernah turun lokasi pasca Bronjong ambruk? Dirinya mengaku tidak pernah, hanya tau lewat sosial media dan berita online. "Belum pernah, kita taunya lewat sosial media dan berita online," pungkasnya, sembari menyebutkan bahwa pagu anggaran proyek senilai Rp 180 juta dengan volume pekerjaan 163 Bronjong dikali 2, sekitar 81 meter." (Khan)
Editor: Agus