Kepala KCD Dompu: Refocusing Permudah Tata Kelola Agar Efektif dan Efisien -->
Cari Berita

iklan 970x90 px

Kepala KCD Dompu: Refocusing Permudah Tata Kelola Agar Efektif dan Efisien

TalkingNewsNTB.com
09 Oktober 2023

Foto: Kepala KCD Dompu Dikbudpora NTB Ihsan, S.Pd.


Dompu, TalkingNEWSntb.com -- Kepala KCD Dompu Dikbudpora NTB Muhamad Ihsan, S.Pd beri penjelasan kaitan dengan refocusing core, khususnya untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Dompu.


Senin (9/1023) pada media ini Muhamad Ihsan menjelaskan bahwa refocusing tersebut merupakan program dari Kementerian yang kemudian ditindaklanjuti Pemerintah Provinsi lewat Dikbudpora NTB.


Apa tujuannya, kata dia, pemerintah ingin setiap SMK didorong untuk fokus pada satu jurusan yang berkaitan, sehingga proses pembelajaran dan hasilnya lebih efektif dan efisien.


“Tidak mungkin satu SMK menyediakan pendidikan beranekaragam jurusan yang tak berkaitan. Oleh karena itu SMK harus dikembalikan ke marwahnya, misalnya Teknologi Rekayasa dan Manufaktur atau dulu STM, harus kembali. Tidak boleh ada jurusan pertanian di dalamnya. Sebaliknya SMK Pertanian tidak boleh kelola jurusan Pertambangan, jurusan Listrik, atau komputer di dalamnya, karena akan menyulitkan tata kelola," jelasnya.


Sehingga dalam refocusing ini, pemerintah ingin SMK kembali ke marwah sebenarnya. Sebab jika, masih multi-core tentu akan kesulitan tata kelola program. Maka sukses refocusing adalah tujuan pertama dalam strategi ini.


Ia mencontohkan, seperti SMK dengan jurusan mesin, fokus pada satu jurusan mesin. Agar supaya sekolah yang bersangkutan memiliki ciri khas tersendiri. Selain mengembalikan marwah, alasan pendukung lainnya juga mempercepat penyerapan tenaga kerja yang terampil.


"Memang betul akibat dampak refocusing selama ini, tidak bisa dipungkiri karena memang pada tahun ketiga baru kita rasakan, namun Alhamdulillah sudah mulai berjalan," akunya.


Dan ia juga tidak menepis terkait dampak refocusing, banyak guru guru yang kehilangan jam mengajar dan kehilangan kompetensi keahliannga akibat refocusing. Kendati belum bisa berjalan sempurna, namun ia meyakini kondisi semuanya sudah namun mulai membaik.


Ditanya terkait guru yang tidak punya jam mengajar namun tetap mendapatkan gaji bagaimana bentuk tanggung jawabnya?. Menurutnya, kekurangan jam itu hanya pada tahun ini saja, karena dihapusnya jam sesuai dengan keahlian kompetensi mereka.


"Artinya guru guru tersebut bisa mengisi jurusan lain melalui tugas yang diberikan," tambahnya.


Perlu diketahui juga, sambung dia, bahwa pemerintah provinsi melalui Kadis Dikbud NTB sedang mencarikan solusi penyelesaian terkait guru guru yang tidak memiliki jam mengajar di SMK. Salah satunya, mungkin akan dipindahkan ke sekolah yang memiliki jam sesuai dengan kompetensinya jurusannya.


Ia menggaris bawahi bahwa guru yang tidak memiliki jam mengajar, bukan sema sekali kesalahan guru tersebut karena tidak mengajar, namun itu dampak refocusing.


"Ini butuh proses, karena dalam rangka transisi perbaikan tidak serta merta seperti membalikkan telapak tangan. Perlu proses," terangnya.


Oleh sebab itu, ia berharap pada seluruh Kepala SMK agar mendukung program pemerintah ini dengan baik. Selain itu, pihaknya juga meminta agar tetap berkoordinasi dengan KCD terkait para guru  yang tidak punya jam mengajar, agar dilakukan pemetaan.


"Koordinasi para Kepala SMK dengan KCD sangat perlu. Untuk pemetaan guru yang tidak ada jam ngajar, sehingga bisa dikondisikan di sekolah lain sesuai jurusannya. Agar tidak dinilai makan gaji buta," pintanya. (Arif)