Dies Natalis ke 71 Tahun, GMNI Bima Perkuat Kawal Kebijakan Pemerintah -->
Cari Berita

iklan 970x90 px

Dies Natalis ke 71 Tahun, GMNI Bima Perkuat Kawal Kebijakan Pemerintah

TalkingNewsNTB.com
25 Maret 2025

 

Foto: Pengurus dan Alumni GMNI Bima.



Bima, TalkingNEWSntb.com -- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) memasuki usia Ke-71 tahun, sebuah perjalan panjang yang telah melahirkan kader-kader terbaiknya di berbagai lini untuk dikontribusikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


Dalam refleksi hari jadi ini, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Bima menggelar perayaan Dies Natalis tahun ini di Kedai Kahawa Street Sila, Minggu (23/3/25).


"Penting bagi kita untuk menegaskan peran strategis GMNI sebagai organisasi kader yang tidak hanya berorientasi pada pemikiran ideologis tetapi pada action perjuangan nyata," Tutur Ketua DPC GMNI Kabupaten Bima, Bung Cahyo dalam kesempatan itu. 


"Dalam momentum besar ini, saya sekali lagi menyampaikan pesan-pesan yang sering saya sampaikan pada forum-forum produktif GMNI, bahwa kader GMNI tidak boleh meninggalkan tradisi intelektualnya sebagai Pejuang Pemikir – Pemikir Pejuang," ucapnya.


Lanjut dia, karena dilihat dari situasi kedaerahan, nasional maupun situasi AI (artificial Intelligence), tantangan ke depan tidaklah mudah. Melalui tradisi diskusi, menginisiasi lapak baca, advokasi, Relawan mengajar dan hal lain sebagainya akan mengantarkan pada arah masifikasi kapasitas kader maupun pengembangan keorganisasian, dan ini sudah menjadi komitmen bersama.


Sepuluh tahun terakhir, jelas Cahyo, GMNI Kabupaten Bima menjadi mitra kritisnya pemerintah dan konsisten melawan pemerintahan yang bercorak feodalisme.


"Alhamdulillahnya hari ini, GMNI Kabupaten Bima bukan lagi sekadar mitra kritis maupun mitra taktisnya pemerintah. Namun hari ini (Periodesasi Baru Pemerintah Kabupaten Bima) kita GMNI telah berkomitmen dan telah mendeklarasikan menjadi mitra strategisnya Pemerintah Daerah," tegasnya kembali.


"Tendesi kami ialah pada Senjata kami, yakni “Marhaenisme”, sebab puncak daripada Marhaenisme sebagai pedoman kami ber-GMNI adalah perebutan kekuasaan untuk di tempatkan pada gen Civil Society, bukan pada keturunan Raja ataupun Ningrat, seperti apa yang telah kami lawan pada satu dekade terakhir ini," paparnya. 


Maksud dari perebutan kekuasaan yang dijabarkan, bukanlah kekuasaan untuk dinikmati oleh segelintir orang saja, akan tetapi pemaknaan pada perihal perebutan kekuasaan ialah seperti interpretasi “Sosialisme ala Indonesia” yang bercita-cita meneteskan kemakmuran dari atas untuk di distribusikan kebawah secara merata. 


"Karena itulah GMNI Bima bertekad untuk mewujudkan cita-cita yang mulia ini," pungkasnya. (Red)